Endelees Love
“ Teet... Teet... Happy New Year”. Kata Dian sambil mengeluarkan kepalanya di
jendela mobil. “ Udah masuk lagi ntar kamu celaka?” kata dino khawatir. “Ia”
jawab dian singkat. “eh beb dimana nya HP aku?” tanya dian denga nada khawatir sambil
mencari HP nya di sekitar tempat duduknya.
“ mana aku tahu? Coba kamu cari!!”
jawab dino. “gak ada” kata dian. “masa sih!” kata dino singkat. “bantuin cari
dong mana tahu ada di bawah setir kali!” tanya dian. “kamu
gak liat apa aku lagi nyetir!!” kata dion sambil terus memperhatikan jalan.
“ih, ayolah bantuin aku lagian jalannya juga lagi sepi!!” jawab dian “ eh...
iya” jawab dion sambil mencari HP milik dian dan sesekali melihat keadaan
jalan.
Dan pada
saat pandangan dion tidak tertuju pada jalan tiba-tiba dari arah yang
berlawanan datang truk melaju dengan kecepatan tinggi dan “ Brukk.. brukk...”
mobil truk itu menabrak mobil avansa berwarna silver yang di kendarai dion dan
dian. Dion dan Dian menggalami luka parah akibat kecelakaan dan mereka pun dibawa
ke rumah sakit terdekat.
Setelah
dilarikan di rumah sakit keadaan dion dan dian koma yang memiliki luka yang
paling parah adalah dion karena dia yang mengemudikan mobil. Dalam masa koma
dian menggalami hal yang aneh. “ Dion.... dion.. kamu mau kemana?” tanya dian “
Aku mau pergi kamu gaja diri kamu baik –baik ya” kata dion lembut sambil terus
berjalan menuju sebuah pintu yang merupakan pintu akhir dari kehidupan
seseorang.
“ Dion
jangan tinggalin aku dion!! ... dion” teriak dian sambil menangis dan mengejar
dion tapi pada saat ingin mengejar dion tubuh dian susah untuk digerakkan.
Sementara
di tempat lain di kamar ICU
keadaan dion semakin melemah. “dok.. dok..
bagaimana ini dok keadaan jantung pasien semakin lama semakin lemah!!” kata
suster panik “ baik suster siapkan kamar operasi untuk pasien” jawab dokter
tegas. “baik, dok” jawab suster
Selama
kurang lebih 3 jam dokter mengoperasi dion, dan keluarga dion berharap – harap
cemas dengan keadaan dion dan mereka menunggu di koridor. Lalu keluarlah
seorang proa menggunakan kaca mata dan menggunakan pakainan berwarna biru yang
menggunakan masker yang diduga pria itu adalah seorang doketer “ dok bagaimana
dengan keadaan dion anak saya dok??” tanya ibu dion dengan cemas. “ mohon maaf
ibu kami telah berusaha dengan sekuat tenaga tapi anak ibu tidak bisa kami
tolong” jawab dokter dengan nada yang sedih dan mimik wajah yang menyesal.” “
gak mungkin dok.. gak mungkin.. anak saya itu orangnya kuat gak mungkin gak
mungkin dok..” kata ibu dion tak percaya anak semata wayang yang paling ia
banggakan dan ia sayangi pergi dari dunia ini untuk selama lamanya.
“ Ya,
Tuhan kenapa – kenapa Kau ambil anakku kenapa bukan aku yang mati saja ya
Tuhan..” kata ibu dion sambil menanggis.
“
iklaskan saja jeng pasti dion sudah bahagia di sana” kata tante dion yang juga
ikut sedih dan menaggis atas kepergian dion.
Sementara
di kamar ICU dian
“ dion..
dion..” kata dian lemah sambil membuka matanya perlahan – lahan. “ aduh..
dimana ini?” tanya dian sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. “ kamu
lagi di rumah sakit sayang” kata mamah dian. “ di rumah dion.. dion, dion
dimana mah?” tanya dian.
“ Dion,
dion udah ada di alam baka sayang” jawab mamah dengan nada lirih dan menanggis.
Dan mendadak dian dian dan jantungnya pun terasa berhenti berdetak ia tak
percaya kekasih yang paling ia sayangi dan ia cintai pergi begitu cepat.
“ mamah
bercanda gak mungkin dion pergi??” tanya dian tak percaya. “ gak sayang dion,
dion sudah pergi dari dunia ini untuk selama lamanya” jelas mamah sambil
menanggis dan berlari pergi keluar. “ gak mungkin.. gak mungkin!!” teriak dian
sambil menanggis.
5 Tahun
Kemudian
“Hay
bagaimana keadaan kamu, semoga kamu sehat dan bahagia ya”tanya dian
Dan dian
berbicara di sebuah pamakaman yang ternyata makam itu adalah makan dion
“ Aku
menyadari di dalam hatiku ini hanya terukit namamu Dion, walaupun aku sudah
berusaha dan mencoba untuk mencari seseorang yang akan menggantikan posisimu
dihidupku tetapi aku tak bisa untuk melapasmu dan melupakan mu, karena kamu
adalah my endlees love Dion.” – Dian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar